-
Tentang kami
-
Partner
- Berita
-
Keberlanjutan
- Karir
- Hubungi Kami
Bahan kimia banyak dimanfaatkan dalam berbagai bidang. Salah satunya bisa Anda temukan sebagai bahan pengawet makanan. Namun, di antara banyaknya jenis bahan kimia, terdapat beberapa yang aman dan tidak aman untuk dijadikan pengawet. Simak penjelasannya!
Sebelumnya, sudahkah Anda memahami apa itu pengawet makanan? Salah satu zat aditif yang digunakan untuk suatu bahan/produk tertentu agar bisa bertahan lebih lama.
Hal ini bisa meningkatkan tampilan, rasa hingga tekstur suatu produk.
Bahan kimia yang dimanfaatkan sebagai pengawet memiliki nilai guna yang tinggi. Salah satunya bisa menjaga jenis makanan tertentu lebih segar.
Namun, di samping itu, tidak semua bahan kimia aman untuk digunakan.
Tidak sedikit pula ditemukan bahan pengawet untuk buah-buahan. Fungsinya tidak lain untuk menjaga kesegaran buah tertentu. Tentunya dilakukan tanpa merubah rasa dan warna.
Pertama, terdapat bahan kimia yang aman digunakan sebagai pengawet. Hal ini mengacu pada peraturan yang dikeluarkan khusus oleh BPOM RI. Di antara bahan kimia tersebut yaitu:
Terdapat bahan kimia yang disebut dengan asam benzoat. Salah satu bahan pengawet yang banyak dimanfaatkan untuk beragam makanan, seperti salad.
Digunakan pula untuk mengawetkan minuman ringan, saus, dan sebagainya.
Dari segi kandungannya, asam benzoat berpengaruh pada peningkatan hiperaktif anak. Meskipun demikian banyak dimanfaatkan guna mengawetkan kecap, jus kemasan, dan jenis bumbu.
Selanjutnya, terdapat asam propionat yang digunakan sebagai bahan pengawet makanan. Salah satu jenis bahan kimia lainnya yang diizinkan untuk digunakan sebagai pengawet.
Asam propionat banyak digunakan untuk produk berupa susu, keju, salad dressing, dan sebagainya. Namun, jika penggunaannya berlebihan bisa menimbulkan efek samping berupa mual, diare ataupun muntah.
Bahan kimia lainnya yang izin digunakan sebagai pengawet yakni asam sorbat. Bahan pengawet yang satu ini dikenal pula dengan istilah kalsium sorbat, natrium sorbat dan juga kalium sorbat.
Asam sorbat banyak dimanfaatkan untuk mengawetkan beragam produk berupa keju, sayuran, susu, buah dan semacamnya. Namun, hati-hati, penggunaan berlebih bisa menimbulkan alergi yang sifatnya ringan.
Pada dasarnya bahan pengawet yang satu ini bisa ditemukan pada susu dan keju. Jenis bakteri yang dikenal dengan istilah Lactococcus Lactis, bakteri yang bisa mencegah timbulnya mikroorganisme pembusuk makanan.
Nisin banyak digunakan pada berbagai jenis produk makanan ataupun minuman alkohol. Jenis produk makanan yang dimaksud, berupa roti, susu, daging, ikan, dan sebagainya.
Penggunaan nisin yang berlebihan bisa menimbulkan efek samping tertentu. Anda bisa mengalami muntah, gatal ataupun ruam di area kulit tertentu.
Selanjutnya, ada nitrat dan nitrit yang merupakan bahan kimia lainnya yang mendapat izin sebagai pengawet. Banyak dimanfaatkan untuk mengawetkan produk berupa olahan daging, keju dan semacamnya.
Bahan kimia yang satu ini akan melakukan pencegahan tumbuhnya bakteri. Selain itu, bisa meningkatkan rasa asin pada jenis makanan tertentu.
Namun, tetap konsumsi sesuai batasnya, karena memiliki risiko terkena kanker.
Bahan pengawet yang sudah diizinkan BPOM lainnya yaitu sulfit. Bahan kimia yang satu ini dikenal dengan beragam istilah, seperti halnya kalium sulfit, natrium bisulfit dan sebagainya.
Sulfit digunakan untuk mengawetkan aneka buah kering, keju dan sebagainya.
Penggunaan yang terlalu banyak bisa menimbulkan efek samping yang merugikan. Untuk kondisi beberapa orang memungkinkan terkena alergi.
Selain mengetahui bahan kimia yang diizinkan sebagai bahan pengawet, terdapat pula bahan kimia yang hendaknya dihindari.
Maksudnya yakni bahan kimia yang tidak disarankan untuk digunakan pada makanan.
Umumnya, jenis bahan kimia kategori ini digunakan selain pada makanan. Inilah bahan kimia yang hendaknya dihindari sebagai pengawet makanan:
Bahan kimia yang satu ini dikenal dengan istilah boraks. Salah satu jenis bahan pengawet yang harus Anda hindari. Pasalnya, boraks bukanlah jenis pengawet makanan, melainkan pengawet kayu dan semacamnya.
Asam borat memiliki warna putih dengan tingkat kelarutan pada air yang rendah. Penggunaannya banyak diaplikasikan pada salep kulit, cat, antiseptik, keramik dan sebagainya.
Maka dari itu, sangat tidak dianjurkan untuk digunakan sebagai bahan pengawet makanan. Pasalnya, bisa memicu dampak negatif untuk tubuh manusia, berupa kerusakan pada hati, ginjal dan juga saraf.
Asam borat bukanlah jenis bahan kimia yang aman untuk dikonsumsi. Oleh karena itu, Anda harus lebih berhati-hati terhadap produk makanan/minuman yang akan dikonsumsi.
Pernahkah Anda mendengar formalin? Salah satu jenis larutan yang memiliki kadar 30 hingga 40%. Umumnya, tersedia dalam bentuk cair maupun tablet dengan kadar 10-40%.
Memiliki bau yang amat tajam dan sifatnya antimikroba.
Penggunaannya pun bukan untuk makanan, melainkan beragam produk kosmetik atau pun produk rumah, seperti desinfektan, pembasmi serangga dan semacamnya.
Namun, banyak oknum nakal yang menggunakan formalin untuk jenis makanan.
Tidak sedikit oknum yang ditemukan menggunakan formalin untuk ayam, tahu, ikan dan semacamnya.
Padahal perlu Anda tahu, bahan kimia ini bisa menimbulkan alergi, mata berair, hingga risiko terkena kanker.
Bahan kimia lainnya yang sangat membahayakan yakni, kalium bromat, dietilpirokarbonat dan juga dulsin. Anda harus hati-hati dalam memilih produk makanan yang aman.
Dengan mempertimbangkan poin-poin di atas, haruskan bahan kimia dijadikan bahan pengawet.
Tentu saja untuk beberapa kondisi tertentu, hal ini bisa dilakukan. Setiap makhluk hidup, seperti halnya manusia tentu makanan menjadi kebutuhan utama.
Untuk mendapatkan energi yang maksimal, maka makanan sebagai kebutuhan pokok harus dalam kondisi baik.
Pangan yang dikonsumsi tidak boleh rusak dan tercemar. Jika hal ini terjadi akan memudahkan terjadinya penyebaran penyakit.
Pada dasarnya, makanan bisa tercemar beragam hal, bisa karena tercemar secara fisik.
Untuk jenis cemaran fisik bisa berupa kotoran kuku, lalat, rambut, dan semacamnya. Adapun cemaran secara mikroorganisme bisa dikarenakan jamur, bakteri ataupun virus.
Makanan yang tercemar akan berkurang kualitasnya. Hal ini mencakup rasa, tekstur, warna hingga aroma yang tercium.
Dengan demikian dibutuhkan solusi untuk meningkatkan daya simpan suatu makanan.
Salah satu alternatifnya yakni menggunakan bahan kimia sebagai pengawet. Bahan kimia yang digunakan pun tidak sembarang.
Hanya beberapa jenis bahan yang diperbolehkan sesuai izin yang dikeluarkan BPOM RI.
Namun, meskipun mendapatkan izin secara resmi, bahan kimia sebaiknya tidak digunakan dalam jumlah banyak.
Bahan kimia yang digunakan melewati batas maksimal akan memberikan dampak yang negatif.
Nah, itulah ulasan terkait bahan kimia yang aman dan tidak untuk digunakan sebagai pengawet.
Mencari bahan pengawet untuk produk makanan atau minuman Anda?
PT. Indo Chemical Citra Kimia adalah salah satu distributor solvent yang sudah berpengalaman dalam menangani bahan-bahan kimia.
Kami telah beroperasi selama puluhan tahun dan melayani berbagai jenis industri termasuk menyediakan zat yang terdapat pada bahan pengawet makanan.
Mulai dari distribusi solvent yang aman, proses produksi dengan teknologi canggih serta standar operasional yang ketat, kami siap melayani Anda sesuai dengan kebutuhan. Silahkan hubungi kami untuk informasi lebih lanjut.