-
Tentang kami
-
Partner
- Berita
-
Keberlanjutan
- Karir
- Hubungi Kami
Masalah terkait proses dan tugas distributor bahan kimia sudah diatur dalam peraturan pemerintah dan ditegaskan oleh Direktorat Jenderal Bea dan Cukai. Mengimpor bahan-bahan kimia ke dalam negeri harus mengikuti aturan keamanan yang telah ditetapkan.
Hal ini karena ada sebagian bahan kimia yang beracun dan berbahaya sehingga tidak boleh diimpor sembarangan. Selain itu, distributor juga perlu mengetahui informasi mengenai bahan kimia yang berbahaya sebelum memegang fisiknya.
Ada beberapa bahan kimia yang sering diimpor oleh Indonesia dan setiap tahunnya mengalami perubahan. Barang-barang tersebut adalah korek api, arang kayu, lak, pernis, bahan kimia dasar, pemberantas hama, kimia dasar anorganik, tinta cetak dan cat, serta minyak atsiri.
Ada juga bahan lain seperti bahan kimia dasar organik dari sumber minyak, damar buatan, barang kimia lain, pupuk, dan bahan kimia dasar organik lainnya. Sejak tahun 2012, impor bahan kimia mengalami peningkatan dan penurunan.
Distributor bahan kimia sering mengimpor bahan kimia dari Portugal yang mengalami kenaikan sebenar 45.51% di Bulan Desember 2020. Selama sepuluh tahun terakhir, Indonesia terus mengimpor bahan kimia dari negara tersebut dan di tahun 2020 adalah puncaknya.
Total ada 97 produk yang diimpor langsung dari Portugal dan 0.04 ribu produk dibeli seharga lebih dari satu miliar dolar. Akan tetapi, ada juga beberapa produk yang diimpor dari negara lain. Sedangkan jenis bahan kimia yang paling banyak diimpor adalah bahan kimia organik.
Bahan kimia organik termasuk dalam produk HS yang memiliki kode 29 dan pada tahun 2020 Indonesia menghabiskan sekitar 26.589 ribu dolar. Angka ini naik dari gelombang sebelumnya yang hanya mengeluarkan 9 ribu dolar.
Sampai sekarang, Indonesia memang masih bergantung pada produk impor khusus bahan kimia. Contoh lainnya adalah soda ash yang menjadi bahan baku pembuatan kaca, cermin, gelas, pasta gigi, dan deterjen.
Selain itu, kendaraan listrik yang ada di Indonesia dan disebut sebagai transportasi masa depan juga membutuhkan natrium karbonat atau soda ash sebagai bahan pembuatan baterai. Selama satu tahun, Indonesia membutuhkan sekitar 1,2 juta ton soda ash.
Sebanyak 90% soda ash yang ada di Indonesia merupakan hasil dari impor produk luar negeri. Pemerintah Indonesia menjelaskan bahwa kebutuhan akan bahan impor akan selalu meningkat mengingat produksi kendaraan listrik juga mengalami peningkatan.
Selain itu, di Indonesia juga terdapat pabrik kaca besar yaitu di Batang Jawa Tengah sehingga kebutuhan soda ash akan terus meningkat. Padahal lebih baik kalau soda ash langsung diproduksi di dalam negeri agar menghemat devisa negara.
Padahal di tahun 1990-an Indonesia pernah memiliki perusahaan yang memproduksi soda ash. Hanya saja saat itu ada krisis ekonomi yang membuat produksi soda ash dalam negeri menjadi terhambat.
Oleh karena itu sampai sekarang distributor bahan kimia masih terus bekerja untuk mengimpor barang kimia ke dalam negeri.
Impor bahan kimia dari luar negeri bertujuan untuk menjual barang-barang tersebut kembali di pasaran dalam jumlah besar. Tentu saja bahan-bahan kimia tersebut menjadi bahan baku pembuatan produk-produk rumah tangga seperti deodoran, sabun, deterjen, dan sebagainya.
Dalam memulai bisnis bahan kimia, Anda perlu memperhatikan beberapa hal agar tidak salah langkah. Selain itu, dibutuhkan persiapan yang matang dalam memulai bisnis bahan-bahan kimia. Memang bisnis ini sangat sepi peminat, hanya saja ada pasarnya tersendiri.
Apabila Anda berkeinginan menjadi seorang pebisnis bahan kimia bisa bekerja sama dengan pihak distributor bahan kimia agar bisa memasarkan produk. Bahan kimia adalah zat-zat yang berbentuk gas, padat, dan cair dan berasal dari alam atau proses produksi.
Bahan kimia yang Anda beli digunakan sebagai campuran untuk produk lain seperti parfum. Hal ini menandakan bahwa bisnis bahan kimia bukanlah sesuatu yang asing mengingat produk yang dihasilkan menjadi kebutuhan sehari-hari.
Anda juga perlu mencari tahu mana bahan kimia yang boleh dan tidak boleh digunakan. Contoh bahan kimia yang tidak boleh digunakan adalah formalin, boraks, methanil yellow, dan rhodamin-B. Selain itu, penjualan bahan kimia juga tidak boleh dijual secara sembarangan.
Dalam memproduksi dan mengimpor bahan kimia juga harus mengikuti prosedur yang ada demi menjaga keselamatan bersama. Anda juga perlu mendapatkan izin dari pemerintah agar bisa menjadi produsen bahan kimia.
Izin tersebut yaitu berupa izin usaha yang diawasi secara ketat oleh pemerintah. Kalau sudah mendapatkan izin tersebut, Anda bisa mulai berbisnis dan tidak boleh ada yang mengganggu bisnis tersebut. Selain itu, hanya orang-orang tertentu saja yang boleh meracik bahan kimia.
IndoChem merupakan salah satu distributor bahan kimia terpercaya yang menyediakan berbagai layanan dan produk. Layanan yang disediakan oleh IndoChem adalah membantu proses pencampuran dan pelarutan bahan kimia dengan alat-alat khusus.
Semua fasilitas yang dikelola IndoChem sangat berkualitas, terpercaya, dan sesuai dengan prosedur. Anda tinggal menginformasikan saja akan mencampur produk apa lalu IndoChem akan membantu Anda. Berikut daftar produk yang disediakan oleh pihak distributor.
Sekarang Anda tidak perlu pusing lagi akan menggunakan jasa distributor bahan kimia yang mana karena ada IndoChem. IndoChem merupakan distributor bahan kimia Jakarta yang memiliki layanan dan produk lengkap.