-
Tentang kami
-
Partner
- Berita
-
Keberlanjutan
- Karir
- Hubungi Kami
Teknik pengendalian risiko bahaya di tempat kerja merupakan sebuah keharusan dan syarat wajib dalam membangun sebuah bisnis atau usaha.
Hal ini karena dalam dunia kerja pasti ada resiko terjadi kecelakaan kerja baik karena kesalahan dan kelalaian masing-masing maupun faktor luar seperti bencana alam.
Maka dari itu sebelum menjalani sebuah pekerjaan, ada baiknya Anda senantiasa memastikan kelengkapan dan persiapan keselamatan kerja sudah terlaksana dengan baik.
Sebagai pelaku usaha Anda juga harus bisa menganalisa penilaian risiko untuk melindungi keselamatan para karyawan yang Anda miliki.
Oleh sebab itu, artikel ini akan membahas bagaimana cara pengendalian risiko bahaya di tempat kerja.
Dalam dunia kerja terutama dunia industri yang bersinggungan langsung dengan alat berat, penting untuk mengambil tindakan ekstra untuk mengelola risiko yang dapat terjadi.
Tidak hanya industri, lingkungan kerja yang intensif, farmasi dan kimia, hingga bisnis rumahan juga harus memiliki perlengkapan dan pengamanan keselamatan pekerja yang memadai.
Maka dari itu, perlu adanya identifikasi bahaya dalam setiap kegiatan usaha yang merupakan salah satu cara pengendalian risiko bahaya di tempat kerja.
Identifikasi bahaya secara umum merupakan upaya untuk mengetahui, mengenal, serta menanggulangi kebutuhan sumberdaya perlindungan pekerja.
Dalam melakukan identifikasi bahaya, pelaku usaha harus mampu memberikan penilaian risiko dengan perbandingan tingkat risiko untuk mendapatkan solusi atau penanganan k3 terbaik.
Dalam mengaplikasikan teknik pengendalian risiko bahaya di tempat kerja, pelaku usaha harus memahami kategori bahaya yang sering terjadi.
Tingkat atau kategori bahaya pada umumnya telah ditetapkan sesuai prioritas atas pengendalian bahaya yang dapat terjadi.
Dimana penilaian risiko tersebut terbagi atas 4 kategori dengan tingkatan yang berbeda-beda, seperti beberapa kategori di bawah ini:
Meliputi Bahaya bahan kimia seperti gas atau cairan kimia, unsur biologis seperti virus atau bakteri, bahaya fisik seperti kebisingan, dan beberapa bahaya lainnya.
Meliputi risiko faktor lingkungan seperti arus pendek dan kebakaran, bahaya teknis seperti minimnya perlindungan mesin, hingga faktor bencana alam.
Dimana kategori ini meliputi kelayakan air minum, ketersediaan sarana dan prasarana, ketersediaan sarana transportasi, kantin maupun perlengkapan K3 dan P3K.
Dimana kategori ini meliputi risiko pelecehan dalam dunia kerja, paparan virus, kekerasan dan bullying, narkotika dan tekanan pekerjaan yang memicu peningkatan stress.
Ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan dalam identifikasi bahaya dan penilaian risiko selain memahami kategori bahaya di atas, berikut beberapa diantaranya:
Pada dasarnya, ada 5 teknik pengendalian risiko bahaya di tempat kerja yang sering digunakan oleh pengusaha dengan skala kecil menengah hingga besar.
Berikut beberapa teknik pengendalian risiko bahaya di tempat kerja yang dimaksud:
Cara pertama yang paling dasar dan digunakan oleh banyak usaha adalah eliminasi. Teknik ini adalah cara mengendalikan risiko dengan menghilangkan suatu risiko yang mungkin akan terjadi.
Eliminasi merupakan teknik pengendalian risiko bahaya di tempat kerja yang harus dilakukan dengan menghilangkan risiko bahaya sedini mungkin.
Kita ambil contoh jika Anda menumpahkan air minum di dekat komponen kelistrikan, Anda bisa segera membersihkan air agar tidak berisiko terjadi arus pendek.
Dengan tindakan yang cepat dalam menghilangkan potensi risiko, maka peluang terjadinya risiko tersebut dapat diminimalisir.
Cara pengendalian risiko bahaya di tempat kerja berikutnya adalah dengan mengurangi kemungkinan terjadinya risiko.
Pengurangan risiko ini biasanya dilakukan pada kegiatan usaha yang sudah terjadi gejala risiko, dan reduction digunakan untuk mengurangi perluasan risiko.
Contohnya adalah kebijakan WFH pada perusahaan yang salah satu pegawainya telah terjangkit virus mematikan seperti pada lonjakan pandemi Covid-19 tahun 2020 silam.
Teknik pengendalian risiko bahaya di tempat kerja yang bisa Anda lakukan berikutnya adalah dengan mengganti sumberdaya maupun peralatan yang berisiko menimbulkan kecelakaan kerja.
Metode substitusi berfokus pada penggantian peralatan pendukung, mesin produksi dan pendukung maupun barang yang berisiko menimbulkan kerugian pada kegiatan usaha.
Seperti contohnya adalah penggantian peralatan yang memiliki kebisingan yang tinggi dan berisiko menimbulkan gangguan fisik dan pendengaran pada pekerja.
Cara berikutnya adalah dengan engineering control, dimana proses ini mengendalikan risiko dengan memodifikasi peralatan untuk mengurangi risiko bahaya yang bisa terjadi.
Engineering control dilakukan saat upaya substitusi tidak bisa atau tidak memungkinkan untuk dilakukan.
Cara ini sering dilakukan oleh perusahaan skala kecil, yang memiliki minim budget ataupun perusahaan yang sulit untuk menemukan pengganti mesin yang sesuai.
Selanjutnya ada teknik pengendalian risiko bahaya di tempat kerja, yang merupakan upaya non teknis yang digunakan untuk menghilangkan risiko terjadinya kecelakaan kerja.
Walaupun tidak selalu berhasil, cara ini merupakan upaya paling awal yang harus dilakukan oleh setiap pelaku usaha.
Contohnya adalah pembuatan SOP keselamatan kerja, rampu peringatan untuk internal maupun eksternal dan lain sebagainya.
Cara berikutnya yang paling ampuh untuk melindungi setiap individu dari risiko pekerjaan yang bisa saja terjadi.
Dengan menggunakan peralatan perlindungan diri seperti APD, helm proyek maupun sejenisnya, dapat memberikan pekerja pengalaman kerja lebih aman.
Walaupun menggunakan alat perlindungan tidak menghilangkan risiko, namun jika terjadi kecelakaan kerja, setidaknya beberapa daerah vital bisa terselamatkan.
Upaya terakhir yang bisa dilakukan adalah dengan menyediakan peralatan K3 dan P3K pada lokasi usaha.
Hal ini dapat dilakukan untuk berjaga-jaga jika terjadi kecelakaan kerja, dan pekerja diwajibkan menyelamatkan diri sendiri oleh keadaan.
Contohnya adalah sistem pemadam kebakaran pada gedung maupun tabung pemadam kebakaran, ketersediaan jalur evakuasi dan juga peralatan kebersihan.
Nah, itu dia 7 teknik pengendalian risiko bahaya di tempat kerja yang bisa Anda aplikasikan pada setiap kegiatan usaha yang Anda lakukan.
Pada dasarnya setiap kegiatan usaha memiliki resiko masing-masing, namun dengan menggunakan beberapa teknik di atas risiko kecelakaan kerja dapat diminimalisir.
Jika perusahaan Anda membutuhkan solvent atau bahan kimia untuk kegiatan operasional sehari-hari, kami PT. Indochemical Citra Kimia siap membantu Anda.
PT. Indochemical Citra Kimia adalah distributor solvent yang menjual berbagai jenis produk atau bahan kimia yang digunakan dalam berbagai industri.
Fasilitas kami dilengkapi dengan tangki pencampur cairan larutan kimia yang dirancang khusus dengan tingkat keamanan yang tinggi.
Selain itu, laboratorium yang lengkap yang dikelola oleh ahli kimia berkualitas untuk menghasilkan hasil pencampuran berkualitas dan layanan formulasi sesuai dengan kebutuhan pelanggan.
Hubungi kami untuk informasi lebih lanjut.