-
Tentang kami
-
Partner
- Berita
-
Keberlanjutan
- Karir
- Hubungi Kami
Ketahui jenis-jenis bahan pewarna sintetis yang digunakan dalam industri tekstil.
Dalam industri tekstil, zat pewarna punya peran yang sangat penting, salah satunya adalah memberikan nilai atau estetika kepada sehelai pakaian.
Secara garis besar, terbagi pewarna industri tekstil terbagi dalam dua jenis - alami dan juga sintetis.
Pewarna alami terbuat dari bahan-bahan alami, contohnya seperti kunyit, daun pandan atau buah kakao.
Di sisi lain, pewarna pakaian sintetis terbuat dari bahan-bahan kimia.
Ada perbedaan yang cukup jelas antara kedua jenis pewarna pakaian ini.
Pewarna alami lebih sehat dan juga ramah lingkungan. Limbah yang dihasilkan tidak berpotensi menyebabkan pencemaran.
Namun sayangnya, pewarna alami tidak mampu menghasilkan warna yang kuat.
Pilihan warnanya juga terbatas, selain itu, tingkat ketahanan warnanya cukup buruk terlebih dalam cuaca yang panas.
Pewarna sintetis yang berasal dari bahan-bahan kimia punya keunggulan dari segi kualitas.
Warna yang dihasilkan tampak lebih cerah, dan tahan terhadap panas. Ada banyak pilihan warna dengan harga yang terbilang murah.
Selain itu, pewarna industri tekstil sintetis mudah kita dapatkan serta penggunaannya yang praktis.
Berdasarkan pertimbangan keuntungan, pewarna sintetis lebih menguntungkan daripada pewarna alami.
Sehingga kebanyakan industri tekstil sekarang ini menggunakan pewarna sintetis dalam memproduksi pakaian.
Zat pewarna industri tekstil sintetis adalah pewarna pakaian yang berasal dari bahan-bahan kimia.
Dibutuhkan reaksi kimia tertentu supaya bisa menghasilkan warna yang nilainya stabil.
Karena menggunakan reaksi kimia, warna yang dihasilkan lebih beragam daripada pewarna alami.
Hal ini sangat cocok dengan kebutuhan industri fashion sekarang ini. Penggunaan warna yang tepat akan menjadi nilai lebih pada suatu pakaian.
Zat pewarna sintetis ada banyak ragamnya. Diantaranya adalah sebagai berikut.
1. Acid Dye
Acid dye adalah pewarna sintetis yang berbasis asam. Proses pewarnaannya membutuhkan temperatur yang tinggi, bahkan mendekati titik didih.
Bahan pewarna dari asam dapat menghasilkan warna yang cerah dan tahan lama.
Jenis pewarna ini cocok untuk segala jenis kain dengan serat protein. Misalkan kain wol, sutra, nilon, kasmir dan beberapa jenis kain lain.
2. Basic Dye
Pewarna industri tekstil yang juga bersifat sintetis berikutnya adalah basic dye. Pewarna ini sering juga disebut sebagai bahan pewarna dasar.
Pewarna ini mudah larut dalam air dan sering dimanfaatkan untuk pewarnaan pakaian dengan serat akrilik, dan juga serat wol.
Supaya penyerapan warna lebih maksimal, penggunaan basic dye harus dibarengi dengan asam asetat.
3. Direct Dye
Selanjutnya adalah pewarna sintetis direct dye atau dikenal dengan sebutan substitutive dye.
Bahan pewarna ini sering dimanfaatkan untuk kain katun, wol, nilon dan juga kain sutra.
Direct dye mampu menghasilkan warna yang cerah dan punya tingkat ketahanan yang baik terhadap sinar matahari.
Namun sayangnya, zat pewarna ini punya resiko luntur yang sangat tinggi. Sehingga membutuhkan teknik perawatan yang sedikit berbeda daripada kain dengan jenis pewarna lainnya.
4. Vat Dye
Vat dye atau pewarna bejana adalah pewarna sintetis yang sering dimanfaatkan oleh industri tekstil.
Pewarna industri tekstil yang satu ini sedikit berbeda dengan pewarna sintetis lainnya. Dari segi kualitas, vat dye jauh unggul daripada direct dye ataupun acid dye.
Makanya, penggunaannya juga berbeda. Harga vat dye jauh lebih mahal daripada pewarna sintetis lainnya.
Hal ini sebanding dengan kualitas warna yang dihasilkan. Tak heran, apabila pewarna ini harganya berada diatas rata-rata pasaran.
Vat dye atau pewarna bejana cocok untuk kain dengan serat alami, seperti selulosa dan juga serat protein.
Pemanfaatannya membutuhkan bantuan dari zat sodium hidroksida. Namun sayangnya, pilihan warnanya cukup terbatas.
5. Mordant (Chrome) Dye
Jenis pewarna sintetis lainnya adalah mordant atau chrome dye.
Mordant dye adalah zat pengikat warna yang hadir dalam wujud organik maupun non organik. Pemanfaatannya terbilang rumit dan juga mahal.
Ada banyak pilihan warna, namun sayangnya zat pewarna ini tidak cukup baik untuk menghasilkan warna yang cerah.
Sehingga tidak banyak industri yang menggunakan pewarna mordan dalam produksinya.
6. Reactive Dye
Pewarna industri tekstil berikutnya adalah reactive dye atau pewarna reaktif. Proses penggunaan zat pewarna ini tergolong paling mudah.
Warna yang dihasilkan juga berkualitas baik, tahan lama dan tidak mudah luntur.
Biasanya, reactive day dimanfaatkan untuk mewarnai kain katun, serat selulosa, wol, kain rayon dan juga sutra.
7. Azoic Dye
Azoic dye atau pewarna napthol adalah zat pewarna yang sering digunakan untuk pewarnaan kain batik.
Penggunaannya cukup rumit, dan membutuhkan proses yang panjang. Jika acid dye membutuhkan temperatur yang tinggi, azoic dye kebalikannya.
Zat pewarna ini digunakan dengan air dingin, makanya cocok sebagai pewarna batik.
Sebagai pemula, disarankan Anda waspada dengan zat pewarna yang satu ini.
Azoic dye memiliki sifat karsinogen yang bisa memicu kanker. Makanya, tidak semua orang bebas memanfaatkan zat pewarna yang satu ini.
8. Disperse Dye
Jenis pewarna sintetis lainnya adalah disperse dye atau pewarna asetat.
Zat pewarna ini larut dalam air bersuhu tinggi. Cocok untuk berbagai jenis kain. Seperti kain selulosa, akrilik, polyester dan kain nilon.
Untuk pewarnaan dalam skala besar, dibutuhkan kehatian-hatian karena prosesnya yang cukup rumit.
9. Pigment Dye
Pigment dye atau pewarna pigmen tidak memiliki kemampuan larut dalam cairan apapun, sehingga proses penggunaannya akan sedikit berbeda dari kebanyakan pewarna lainnya.
Dalam industri tekstil, jenis pewarna ini seringnya dimanfaatkan untuk pewarnaan dengan teknik cetak saring.
10. Sulphur Dye
Terakhir, adalah pewarna sulfur. Proses pewarnaan menggunakan sulfur bisa menghasilkan banyak sekali pilihan warna.
Sehingga sangat cocok untuk industri tekstil masa kini. Kualitas warna yang dihasilkan juga jempolan.
Pewarna sulfur tidak mudah luntur, cocok dengan jenis kain berserat selulosa. Harganya juga ekonomis, sehingga cocok untuk industri skala apapun.
Namun sayangnya, pewarna ini akan cepat rusak ketika bertemu dengan zat klorin dan juga hipoklorida.
Zat pewarna sintetis adalah pewarna yang dihasilkan dengan memanfaatkan reaksi-reaksi kimia. Hasil warnanya beragam dan lebih stabil daripada zat pewarna alami.
Dalam industri, zat pewarna ini lebih dibutuhkan karena sifatnya yang menguntungkan.
Bukan cuma pilihan warnanya yang beragam.
Harganya juga terbilang ekonomis sehingga cocok untuk industri tekstil ataupun garmen.
PT. Indochemical Citra Kimia adalah distributor solvent yang menjual berbagai jenis produk atau bahan kimia termasuk yang digunakan untuk bahan pewarna sintetis.
Kami telah berpengalaman melayani berbagai jenis industri dengan produk yang berkualitas dan pengantaran tepat waktu.
Temukan berbagai produk kimia yang kami tawarkan, atau hubungi tim kami untuk informasi lebih lanjut.